Banyak Orang Tua Yang Masih Mengabaikan Tantrum Pada Anak

Banyak Orang Tua Yang Masih Mengabaikan Tantrum Pada Anak

Jika dibilang seberbahaya apa tantrum pada anak. Sebenarnya cukup berbahaya. Karena saat anak mengalami tantrum, maka akan sangat kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Dan akan sulit diarahkan. Dan sering melakukan kegaduhan. Baik itu masih di dalam rumah, tempat umum atau di sekolah sekalipun. Dan untuk menenangkan anak yang tantrum itu cukup sulit. Apalagi jika dia baru pertama kali berinteraksi dengan anak yang mengalami tantrum. Sedangkan orang tua atau orang dewasa lainnya yang sudah biasa berinteraksi dengan anak tantrum masih sering mengalami kesusahan.    

Banyak Orang Tua Yang Masih Mengabaikan Tantrum Pada Anak

Dan untuk berinteraksi dan mengurus anak yang mengalami tantrum. Dibutuhkan kesabaran yang luar biasa dari para orang tua, dan orang-orang yang disekitarnya. Karena anak tantrum cenderung berteriak-teriak. Dan ucapannya sering tidak jelas. Sehingga agak sulit untuk bisa mengerti apa kemauan dan apa perkataan dari anak tantrum. Meskipun itu ibunya sendiri. Tidaklah mudah untuk bisa mengerti. Apalagi untuk mencoba mengendalikan anak yang tantrum. Karena butuh kesabaran yang ekstra. 

Bahkan untuk bisa mengatakan seorang anak tantrum benar-benar sembuh itu sulit. Karena meskipun seorang anak tantrum sudah bisa dikatakan jarang untuk kambuh. Katakanlah itu sudah lewat di usia balita. Tapi belum tentu dia sudah benar-benar sembuh. Karena saat anak belum bisa benar-benar berdamai dengan dirinya. Saat anak belum benar-benar selesai dengan dirinya dan emosinya. Maka besar kemungkinan dia akan kembali mengalami masa tantrum di saat dia berusia belasan tahun atau bahkan di usianya 27 tahun. 

Dan karena banyaknya anak-anak yang mengalami tantrum. Apalagi pada usia balita. Mengingat di usia tersebut, anak-anak cenderung sulit untuk menjelaskan atau mengekspresikan apa keinginan dan apa maunya. Maka di usia balita banyak anak mengalami gejala tantrum, dan ada beberapa yang memang tidak mengalami tantrum, tapi mengalami seperti tantrum. Sehingga banyak orang tua yang mengabaikannya. Sehingga ini yang sangat disayangkan. Apalagi jika anak beneran mengalami tantrum tapi orang tua malah mengabaikannya.