Kekhawatiran Yang Sering Muncul Bagi Orang Tua Muda

Kekhawatiran Yang Sering Muncul Bagi Orang Tua Muda

Buat para orang tua muda, pasti kalian memiliki beberapa perasaan khawatir yang berlebih. Memiliki beberapa kecemasan. Yang rasanya sulit untuk diungkapkan. Rasanya sulit untuk diceritakan. Dan bingung mau berbagi dengan siapa. Karena kalian baru menyandang gelar yang baru. Dan tanggung jawab pun berbeda sudah. Fokus kalian pun akan ikut berbeda. Dan kalian sudah tidak lagi memikirkan diri kalian sendiri. Tapi kalian harus memikirkan pasangan anda juga. Dan itulah yang terjadi. Kalian harus belajar berbagi. Belajar menghargai. Belajar untuk menahan emosi, belajar untuk memiliki pendirian yang teguh. Karena kalian sudah bukan seorang anak lajang lagi. 

Kekhawatiran Yang Sering Muncul Bagi Orang Tua Muda

Kalian sudah memiliki tanggung jawab yang besar, kalian akan bertanggung jawab akan pasangan kalian. Belum lagi urusan anak. Kalian akan menjadi ayah dan ibu. Kalian akan belajar bagaimana bisa menjadi orang tua yang baik. Bagaimana untuk bisa memberikan contoh yang baik bagi anak. Dan itu akan terus menerus ada di dalam pikiran. Dan semua orang tua akan berpikir seperti itu. Mereka akan mulai menyusun bagaimana cara untuk merawat anak, bagaimana cara untuk mendidik anak. Bagaimana mengajari anak. Dan mulai dari mana. Akan ada banyak sekali pertanyaan di kepala. 

Dan itu wajar sekali. Sehingga wajar jika banyak orang tua yang merasa khawatir dengan itu semua. Apalagi yang baru menjadi orang tua. Itu adalah tantangan besar. Mereka akan bertanya-tanya itu semua. Akan ada banyak sekali kegelisahan dalam diri. Seperti apakah saya bisa menjadi orang tua yang cukup baik bagi si anak. Atau apakah saya bisa memberikan semua kebutuhan anak, sanggupkah sebagai orang tua memberikan yang terbaik bagi anak. Mulai dari makanan yang sehat, makanan yang dibutuhkan oleh anak, yang harus memiliki gizi, nutrisi, sehingga bisa membantu tumbuh kembang si anak. 

Atau ada juga yang khawatir akan apakah dia bisa menyekolahkan si anak sampai kuliah nanti. Apakah dia sanggup. Apakah dia bisa melakukan semua itu. Apakah dia bisa memiliki cukup tenaga untuk mengumpulkan uang untuk masa depan si anak. Pasti akan ada-ada saja pemikiran seperti itu. Dan itulah kekhawatiran yang dirasakan oleh para orang tua.