Kegemaran mengonsumsi soda saat beraktivitas sehari-hari bisa berdampak negatif pada tulang. Meski tidak berhubungan langsung, para ahli mengatakan bahwa orang yang terlalu banyak minum soda jarang meminum susu yang mengandung kalsium.
Hal ini meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang. Jika diamati, orang yang terbiasa mengonsumsi soda tidak mengonsumsi minuman bergizi lainnya. Seolah-olah jumlah minuman untuk minuman bergizi telah digantikan oleh minuman bersoda.
Kaitan Antara Soda Dan Osteoporosis
Penelitian tentang hubungan antara soda dan risiko osteoporosis terus bermunculan. Dari studi tentang berbagai wanita dan pria. Hasilnya, wanita yang rutin minum soda memiliki kepadatan mineral tulang 4% lebih rendah.
Temuan lain menunjukkan bahwa kandungan asam fosfat dalam minuman ringan meningkatkan risiko osteoporosis. Fosfor merupakan mineral yang sangat penting untuk tulang. Namun, jika jumlah asupan fosfor tidak sebanding dengan kalsium, risiko pengeroposan tulang mungkin mengintai.
Tak hanya itu, kandungan kafein pada kedua minuman bersoda tersebut tidak dapat mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh. Studi menyoroti bahwa minuman berkarbonasi, apakah mengandung kafein atau tidak, menyebabkan kepadatan tulang yang lebih rendah.
Osteoporosis mempengaruhi setidaknya 200 juta orang di seluruh dunia. Ketika kepadatan mineral tulang menurun, risiko patah tulang meningkat. Asupan zat gizi, terutama kalsium, berkaitan dengan frekuensi seseorang mengonsumsi minuman bersoda.
Lebih berisiko untuk wanita?
Sebelumnya, banyak penelitian yang melihat hubungan antara konsumsi minuman ringan dan penurunan kepadatan mineral tulang pada remaja dan wanita dewasa.
Namun, korelasi antara soda dan osteoporosis tidak terlalu signifikan. Misalnya, ada orang yang menemukan asosiasi dengan merek soda tertentu, tetapi hasilnya tidak sama dengan soda merek lain.
Namun, penelitian ini tidak menemukan korelasi antara konsumsi soda dan kepadatan mineral tulang. Karena ada banyak faktor yang terlibat, para peneliti juga memperingatkan bahwa ada kemungkinan kandungan gula dalam minuman ringan juga menyebabkan kalsium dan homeostasis menjadi tidak seimbang.
Lebih suka minum minuman bersoda
Seperti minuman isotonik, tidak ada yang melarang konsumsi soda. Hanya saja, kembali ke pilihan masing-masing individu, seberapa bijaksanakah mengganti minuman bernutrisi atau bahkan air putih dengan minuman bersoda?
Makan segala sesuatu dalam jumlah sedang adalah kunci untuk menjaga kesehatan yang baik, bukan hanya risiko osteoporosis dan kepadatan tulang. Terlepas dari penelitian yang sedang berlangsung tentang soda dan osteoporosis, jika ada minuman lain yang lebih bergizi dan kurang berisiko, mengapa tidak memilih yang lebih sehat?