Kerabat baru Anda mungkin yang terkecil dari orang-orang di sekitarnya. Namun, napasnya mungkin yang paling keras. Terkadang bayi bahkan mendengkur. Jangan khawatir, kondisi ini jarang merupakan gejala penyakit serius. Penyebab paling umum dari mendengkur pada bayi adalah hidung tersumbat. Jika hal ini terjadi, coba kenali gejala lain, apakah bayi sedang pilek atau tidak.
Penyebab Mendengkur pada Bayi
Saat bayi tidur, napasnya sering lebih keras. Padahal, suara nafas ini terdengar seperti mendengkur. Selain itu, saluran napas bayi masih sangat kecil, sehingga lendir yang berlebih atau kondisi kering membuat bayi sulit bernapas.
Terkadang kondisi ini terdengar seperti bayi mendengkur. Meskipun, itu hanya suara napas mereka. Seiring bertambahnya usia bayi, suara napas mereka menjadi lebih lambat. Selain itu, ada juga penyebab lain mengapa bayi Anda terdengar seperti mendengkur, seperti:
Hidung tersumbat
Ini adalah penyebab paling umum dari mendengkur pada bayi. Namun Anda tidak perlu panik, karena Anda bisa meredakannya dengan memberikan setetes garam. Secara umum, cara ini cukup efektif untuk mengatasi hidung tersumbat
Namun, jika pernapasan bayi tidak membaik, ada baiknya orang tua merekam suara dengkuran agar bisa dijadikan topik pembicaraan saat mengunjungi dokter anak.
Deviasi Septum
Fitur anatomi seperti deformitas septum juga dapat terjadi pada anak-anak, ketika dinding tipis antara lubang hidung tidak terpusat secara simetris. Artinya, ada bagian tulang rawan yang miring.
Kondisi ini dapat terjadi beberapa hari setelah kelahiran bayi dengan prevalensi sekitar 20%. Namun, kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan bayi.
Laringomalasia
Mendengkur pada bayi juga bisa menjadi tanda laringomalasia. Kondisi ini menyebabkan jaringan di laring atau laring melunak sehingga tidak pas. Akibatnya, jaringan tersebut dapat menyumbat atau bahkan menyumbat saluran udara.
Kabar baiknya adalah 90% kondisi bayi ini akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun. Pada umumnya laringomalasia tidak terdeteksi lagi saat mencapai usia 18-20 tahun.
Obesitas
Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa bayi atau anak-anak yang kelebihan berat badan lebih rentan mendengkur. Karena obesitas dapat menekan saluran pernafasan. Selain itu, risiko gangguan tidur saat bernafas juga meningkat.
Gangguan Tidur Pernafasan
Ada banyak jenis gangguan pernapasan saat tidur, dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Ada kebiasaan sederhana yang terjadi 2 kali seminggu tanpa gejala lain.
Di sisi lain, ada juga yang disebut apnea tidur obstruktif, ketika saluran udara bayi menutup berulang kali saat tidur di malam hari. Bukan tidak mungkin, sleep apnea mengganggu kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Reaksi Alergi
Ada kasus ketika bayi mengalami reaksi alergi dan terjadi peradangan di hidung dan tenggorokan. Ketika ini terjadi, akan lebih sulit untuk bernapas. Ini juga meningkatkan risiko bayi mendengkur.